EKG (Elektrokardiografi)

Selasa, 15 Juli 2014

  Definisi EKG  (Elektrokardiografi) 
                 Elektrokardiograf (Electrocardiograph-EKG/ECG) adalah suatu gambaran grafis dari beda potensial antara dua titik pada permukaan tubuh. EKG biasanya direkam pada kertas grafik seperti terlihat dalam Gambar 1. Dalam gambar tersebut terlihat ada dua macam kotak yaitu kotak besar dan kecil. Kotak kecil mempunyai ukuran 1mm x 1mm, dan kotak besar mempunyai ukuran 5mm x 5mm. Dalam EKG ada dua variabel yang digunakan yaitu waktu dan tegangan. Variabel waktu dinyatakan dalam arah mendatar, dan variabel tegangan dalam arah tegak. Skala untuk variabel waktu adalah 0,04s/mm atau 25mm/s. Skala untuk tegangan adalah 0,1mv/mm atau 10mm/mV.

Tiap-tiap siklus jantung dalam EKG terdidri atas beberapa komponen, yang diberi nama berdasarkan definisi sebagai berikut :
Gelombang P
Gelombang P merupakan gelombang awal hasil depolarisasi di kedua atrium. Normalnya kurang dari 0,12 detik dan tingginya (amplitudo) tidak lebih dari 0,3 mV. Gelombang P secara normal selalu defleksi positif (cembung ke atas) di semua sadapan dan selalu defleksi negatif (cekung ke bawah) di sadapan aVR. Akan tetapi, kadang-kadang ditemukan defleksi negatif di sadapan V1 dan hal ini merupakan sesuatu yang normal.
Kompleks QRS
Terdiri atas gelombangQ-R dengan / atau S. Gelombang QRS merupakan hasil depolarisasi kedua ventrikel . Secara normal, lebar kompleks QRS adalah 0,06 detik-0,12 detik dengan amplitudo yang bervariasi bergantung pada sadapan.
Cara penamaan kompleks QRS sebagai berikut:
  1. Bila setelah gelombang P terjadi defleksi ke atas, hal ini dinamakan gelombang R, dan selanjutnya turun hingga batas kiri isoelektris. Setelah melewati garis isoelektris, gelombang tersebut turun yang dinamakan gelombang S. Setelah itu naik kembali hingga batas isoelektris dan membentuk gelombang T.
  2. Bila setelah gelombang P terjadi defleksi ke bawah, hal ini dinamakan gelombang Q, lalu naik hingga batas garis isoelektris. Setelah melewati garis sioelektris, gelombang teresbut naik dan dinamakan gelombang R. Setelah itu, R turun kembali hingga batas isoelektris dan membentuk gelombang T.
Oleh karena kompleknya gelombang QRS ini, maka tidak harus selalu disertai gelombang Q dan S. 
Gelombang Q
Gelombang ini merupakan gelombang defleksi negatif . Secara normal, lebarnya tidak lebih dari 0,04 detik dan dalamnya kurang dari 45% atau 1/3 tinggi gelombang R
Gelombang R
Merupakan gelombang defleksi positif di semua sadapan, kecuali aVR. Penampakannya di sadapan V1 dan V2 kadang-kadang kecilatau tidak ada, tetapi masih normal.
Gelombang S
Gelombang ini merupakan gelombang defleksi negatif. Secara normal, gelombang S berangsur-angsur menghilang pada sadapan V1-V6. gelombang ini sering terlihat lebih dalamdi sadapan V1 dan aVR, dan ini normal
Gelombang T
Gelombang T merupakan gelombang hasil repolarisasi di kedua ventrikel. Normalnya positif dan terbalik di aVR.
Gelombang U
Gelombang U merupakan gelombang yang muncul setelah gelombang T dan sebelum gelombang P berikutnya. Umumnya merupakan suatu kelainan hipokalemia
Interval PR
Interval PR adalah garis horizontal yang diukur dari awal gelombang P hingga awal komplek QRS. Interval ini menggambarkan waktu yang diperlukan dari permulaan depolarisasi atrium sampai awal depolarisasi ventrikel atau waktu yang diperlukan impuls listrik dari nodus SA menuju serabut purkinye, dan normalnya 0,12-0,20 detik.
Interval QT
Interval QT merupakan garis horizontal yang diawali dari gelombang Q sampai akhir gelombang T. Interval ini merupakan waktu yang diperlukan ventrikel dari awal terjadinya depolarisasi sampai akhir polarisasi. Panjang interval QT bervariasi tergantung pada frekuensi jantung (Heart rate). Perhitungan akuratdari QTc (QT correction)ini dapat dibantu dengan menggunakan alat nomogram atau dengan formulasi berikut
QTc=QT/(jarakR-R)1/2
Batas normal interval QT pada laki-laki berkisar 0,42-0,44 detik, sedangkan pada wanita 0,43-0,47.
Segmen ST
Segmen ST merupakan garis horizontal setelah akhir QRS sampai awal gelombang T. segmen ini merupakan waktu depolarisasi ventrikel ynag masih berlangsung sampai dimulainya awal repolarisasi ventrikel. Normalnya, sejajar garis isoelektris.
Segmen ST yang naik di atas isoelektris dinamakan elevasi yang turun di bawah isoelektris dinamakan ST depresi. ST elevasi dapat menunjukkan dadanya suatu infark miokard dan ST depresi menunjukkan adanya iskemik miokard.
Aksis jantung
Sumbu listrik jantung atau aksis jantung dapat diketahui dari bidang frontal dan horisontal. Bidang frontal diketahui dengan melihat lead I dan aVF sedangkan bidang horisontal dengan melihat lead-lead prekordial terutama V3 dan V4. Normal aksis jantung frontal berkisar -30 s/d +110 derajat.Deviasi aksis ke kiri antara -30 s/d -90 derajat, deviasi ke kanan antara +110 s/d -180 derajat.
Cara menginterpretasikan ECG strip
  1. Tentukan apakah gambaran EKG layak dibaca atau tidak
  2. Tentukan irama jantung ( “Rhytm”)
  3. Tentukan frekwensi (“Heart rate”)
  4. Tentukan sumbu jantung (“Axis”)
  5. Tentukan ada tidaknya tanda tanda hipertrofi (atrium / ventrikel)
  6. Tentukan ada tidaknya tanda tanda kelainan miokard (iskemia/injuri/infark)
  7. Tentukan ada tidaknya tanda tanda gangguan lain (efek obat obatan, gangguan keseimbangan elektrolit, gangguan fungsi pacu jantung pada pasien yang terpasang pacu jantung)
Menentukan frekwensi jantung
Cara menentukan frekwensi melalui gambaran EKG dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu :
  1. 300 dibagi jumlah kotak besar antara R – R’
  2. 1500 dibagi jumlah kotak kecil antara R – R’
  3. Ambil EKG strip sepanjang 6 detik, hitung jumlah gelombang QRS dalam 6 detik tersebut kemudian dikalikan 10 atau ambil dalam 12 detik, kalikan 5
  4. Menentukan Irama Jantung
Dalam menentukan irama jantung urutan yang harus ditentukan adalah sebagai berikut :
  1. Tentukan apakah denyut jantung berirama teratur atau tidak
  2. Tentukan berapa frekwensi jantung (HR)      
  3. Tentukan gelombang P ada/tidak dan normal/tidak
  4. Tentukan interval PR normal atau tidak
  5. Tentukan gelombang QRS normal atau tidak
Irama EKG yang normal implus (sumber listrik) berasal dari Nodus SA, maka irmanya disebut dengan Irama Sinus (“Sinus Rhytem”)
Kriteria Irama Sinus adalah :
  1. Iramanya  teratur
  2. frekwensi jantung (HR) 60 – 100 x/menit
  3. Gelombang P normal, setiap gelombang P selalu diikuti gel QRS, T
  4. Gelombang QRS normal (0,06 – <0,12 detik)
  5. PR interval normal (0,12-0,20 detik)

0 komentar: